Wednesday, July 23, 2014

Batik Encim, Keindahan dari Keragaman Budaya

Batik encim merupakan batik yang corak dan motifnya  dipengaruhi oleh budaya Cina (Encim merupakan sapaan/panggilan terhadap wanita keturunan Cina yang sudah bersuami) seperti naga, burung phoenix, bangau, kupu-kupu, capung maupun motif bambu dan bunga.
Batik encim awalnya merupakan kain sarung pasangan kebaya yang dipergunakan sebagai pakaian sehari-hari wanita-wanita keturunan Cina pada zaman pendudukan Belanda. 

Pada perkembangannya, saat ini batik encim tidak hanya dipergunakan sebagai kain sarung saja, melainkan juga dipergunakan sebagai kain bahan dress, blouse dan bahkan kemeja.
Batik Constantine telah mendesain berbagai macam model fashion yang menggunakan kain sarung batik encim sebagai bahannya. 

Saturday, December 21, 2013

Batik Constantine berpartisipasi dalam Mother's Day Event - ITC Permata Hijau


Pada tanggal 21-22 Desember 2013, Batik Constantine berpartisipasi dalam Mother's Day Event di ITC Permata Hijau Jakarta yang diselenggarakan oleh V-Studio.


Dalam Mother's Day Event ini Batik Constantine menampilkan koleksi kain batik tulis, batik cap dan batik print. Selain itu Batik Constantine juga menampilkan produk-produk pakaian batik produksi Batik Constantine.

Batik Constantine berpartisipasi dalam Bazaar Lansia Simeon Hanna


Melanjutkan kerja sama yang baik antara Paguyuban Lansia Simeon Hanna dengan Batik Constantine, pada tanggal 8 Desember 2013 Batik Constantine berpartisipasi dalam acara bazaar yang diadakan oleh Paguyuban Lansia Simeon Hanna, St. Helena Lippo Karawaci.

Acara bazaar ini diselenggarakan dalam rangka penggalangan dana untuk rekoleksi Paguyuban Lansia Simeon Hanna yang rencananya akan dilaksanakan bulan Januari 2014.

Seragam Batik Paguyuban Lansia Simeon Hanna - St. Helena, Lippo Karawaci


Batik Constantine mengerjakan pembuatan seragam batik Paguyuban Lansia Simeon Hanna - St. Helena, Lippo Karawaci.

Seragam batik ini dipergunakan pertama kali dalam performance angklung oleh Paguyuban Lansia Simeon Hanna pada acara Perayaan Pesta Paroki Gereja St. Helena, Lippo Karawaci tanggal 7 Oktober 2013.


Friday, September 6, 2013

Batik Print - Langkah maju dalam proses industrialisasi

Batik print adalah nama umum yang diberikan pada kain yang memadukan pola batik tanpa benar-benar menggunakan teknik pencelupan menggunakan malam/lilin. Ini merupakan langkah maju dalam proses industrialisasi, mengurangi biaya batik dengan cara melakukan produksi-masal pola batik secara berulang, sebagai praktek standar yang digunakan dalam industri tekstil di seluruh dunia.

Dengan menggunakan batik print, pola dan warna batik menjadi standar dan menjadikan batik jauh lebih terjangkau.

Seragam Batik - motif batik seragam, desain beraneka ragam

Dalam rangka melestarikan budaya bangsa, melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/87/M.PAN/8/2005, pemerintah mewajibkan pegawai negeri berpakaian batik atau khas daerah yang bersangkutan setiap hari Jum’at. Selanjutnya Peraturan Menteri tersebut diikuti pula oleh banyak perusahaan swasta sebagai himbauan untuk menggunakan pakaian batik setiap hari Jum’at.
Untuk alasan kebersamaan, beberapa perusahaan malah mendorong karyawannya untuk menggunakan seragam batik. Kebutuhan ini diakomodasikan oleh Batik Constantine dengan menyediakan seragam batik dengan menggunakan batik print.
Pada beberapa perusahaan yang telah ditangani oleh Batik Constantine, seragam batik dibuat dengan menggunakan motif yang seragam, akan tetapi desain dibuat sesuai dengan permintaan masing-masing karyawan. Ada juga perusahaan yang membedakan desain batik yang dibuat berdasarkan divisi perusahaan.
Batik Constantine menangani pembuatan batik dengan ukuran standar ataupun dengan ukuran khusus. Batik Constantine menggunakan standar jahitan butik, dengan proses kontrol kualitas yang baik.

Batik - Industrialization of Technique

The application of wax with a tjanting tool is done with great care and therefore is very time-consuming. As the population increased and commercial demand rose, time-saving methods evolved. Other methods of applying the wax to the fabric include pouring the liquid wax, painting the wax with a brush, and putting hot wax onto pre-carved wooden or copper block (called a cap or tjap) and stamping the fabric. The tjanting is used like a pen on the cloth.
The invention of the copper block (cap) developed by the Javanese in the 20th century revolutionized batik production. By block printing the wax onto the fabric, it became possible to mass-produce designs and intricate patterns much faster than one could possibly do by using a tjanting.
Batik print is the common name given to fabric that incorporates batik pattern without actually using the wax-resist dyeing technique. It represents a further step in the process of industrialization, reducing the cost of batik by mass-producing the pattern repetitively, as a standard practice employed in the worldwide textile industry.
At the end of 2012, PT. Pelindo IV Makassar, a batik printing company, made a batik which extends 3046 meters. They needed 600 people to stretch it along the Soekarno-Hatta Harbor. It breaks the Indonesian Museum Record (Muri) and as well became the longest batik.

Source : http://en.wikipedia.org/wiki/Batik